Laman

Selasa, 21 Oktober 2014

Teknik Pengendalian Gulma



Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan banyak cara tetapi pada umumnya dibedakan menjadi teknik pengendalian gulma secara mekanis/fisik dan teknik pengendalian gulma secara kimia dengan menggunakan herbisida. Teknik pengendalian gulma secara mekanis/fisik juga dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
a) Pengendalian gulma dengan cara dicabut
Pengendalian gulma dengan cara ini dapat dilakukan pada jenis gulma semusim/ setahun dan dua tahunan sebelum gulma tersebut menghasilkan biji. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemencaran biji gulma ke tempat lain dan mengurangi gulma yang tumbuh di lahan dari biji gulma yang kemungkinan tertinggal di lahan. Sedangkan untuk jenis gulma tahunan pencabutan gulma semacam ini akan mengakibatkan terpotong atau tertinggalnya organ perbanyakan vegetatif gulma tersebut di dalam tanah. Akibatnya organ perbanyakan vegetatif gulmanya akan tumbuh lagi pada lahan sehingga pencabutan jenis gulma tersebut menjadi berulang-ulang dan pengendaliannya menjadi tidak efektif.
     b) Pengendalian gulma dengan cara dikored
Pengendalian gulma dengan cara dikored ini menggunakan alat berupa kored dan sangat praktis dilakukan pada tempat yang tidak dapat terjangkau dengan alat berat maupun herbisida terutama di antara barisan tanaman atau pada bedengan. Pengendalian gulma dengan cara ini juga hanya efektif pada jenis gulma semusim/setahun dan dua tahunan dan tidak efektif pada jenis gulma tahunan yang mempunyai  organ perbanyakan vegetatif. Pengkoredan jenis gulma tersebut hanya memotong bagian gulma yang ada di atas tanah saja sehingga organ perbanyakan vegetatif gulma yang berada di dalam tanah dapat tumbuh kembali di lahan tersebut.
      c) Pengendalian gulma dengan cara dipotong dengan sabit ataupun dengan mesin pemotong rumput
Pengendalian gulma dengan cara ini hanya bersifat untuk merapikan tumbuhnya gulma terutama pada taman atau halaman. Pengendalian gulma dengan cara ini harus dilakukan secara berulang-ulang dengan interval minimal sebulan sekali terutama pada musim penghujan. Apabila pengendalian dengan cara ini dilakukan pada lahan pertanian kurang efektif dan dapat mengakibatkan tanaman budidaya ikut terpotong bersama gulmanya.
       d) Pengendalian gulma dengan cara dicangkul atau dibajak
Pengendalian gulma dengan cara dicangkul atau di bajak merupakan suatu usaha pengendalian yang cukup praktis pada jenis gulma semusim/setahun, dua tahunan dan tahunan. Pengendalian gulma dengan cara dicangkul atau dibajak dapat dilakukan pada saat pengolahan tanah dan pada saat lahan sudah ada tanaman budidayanya dapat dilakukan dengan cara penyiangan menggunakan cangkul saja. Pengendalian gulma jenis semusim/setahun dengan cara dicangkul atau dibajak ini cukup dengan merusak/mencangkul bagian gulma yang berada di atas tanam saja. Sedangkan untuk jenis gulma dua tahunan dapat dilakukan dengan merusak/mencangkul bagian gulma yang ada di atas tanah dan mahkotanya. Jenis gulma tahunan dapat dilakukan dengan merusak/mencangkul bagian gulma yang berada di atas tanah maupun di bawah tanah.
 Teknik pengendalian gulma secara mekanis/fisik tersebut mempunyai beberapa kelebihan antara lain tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia seperti terjadinya akulumalsi bahan kimia dalam tanah, matinya mikroorganisme yang bermanfaat di dalam tanah dan timbulnya persistensi atau sifat ketahanan gulma terhadap aplikasi herbisida berbahan aktif sama secara terus-menerus. Selain itu juga mempunyai kelebihan dapat dilakukan pada tempat tumbuhnya gulma yang mungkin tidak dapat jangkau dengan pengendalian secara kimia dengan herbisida seperti di seputar tajuk tanaman. Selain itu teknik pengendalian gulma secara mekanis/fisik tersebut juga mempunyai kekurangan yaitu memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak sehingga memerlukan biaya dan waktu yang lebih banyak pula untuk pengendalian gulmanya.

Tidak ada komentar: