Secara umum dalam konsep SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme
hidup sebagaimana mestinya, tidak diperlakukan seperti mesin yang dapat
dimanipulasi. Semua potensi tanaman padi dikembangkan dengan cara
memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya. Hal ini karena
SRI menerapkan konsep sinergi, dimana semua komponen teknologi SRI
berinteraksi secara positif dan saling menunjang sehingga hasil secara
keseluruhan lebih banyak daripada jumlah masing-masing bagian. Menurut
Berkelaar (2001), Kuswara (2003) dan Wardana et al, (2005) terdapat
beberapa komponen penting dalam penerapan SRI yaitu :
1. Bibit dipindah lapangan (Transplantasi) lebih awal (bibit muda).
2. Bibit ditanam satu batang per lubang tanam.
3. Jarak tanam lebar.
4. Kondisi tanah tetap lembab tapi tidak tergenang air (irigasi berselang)
5. Menggunakan pupuk dari bahan organik kompos dan mikro organisme local (MOL)
6. Dilakukan Penyiangan/pendangiran
Hal paling mendasar dalam budidaya SRI adalah menerapkan irigasi intermitten artinya siklus basah kering bergantung pada kondisi lahan, tipe tanah dan ketersediaan air. Selama kurun waktu penanaman lahan tidak tergenang tetapi macak-macak (basah tapi tidak tergenang). Cara ini bisa menghemat air 46%. Selain itu sedikitnya air juga mencegah kerusakan akar tanaman. Menurut Simarmata dalam Trubus 2008, Penggenangan air menyebabkan kerusakan jaringan perakaran akibat terbatasnya suplay oksigen. Semakin tinggi air semakin kecil oksigen terlarut, dampaknya akar tanaman tidak mampu mengikat oksigen sehingga jaringan perakaran rusak. Selain itu jika air tergenang menyebabkan musuh alami hama padi tidak dapat hidup sedangkan hama padi dapat hidup dan dapat memunculkan hama padi baru yang berasal dari lingkungan aquatik.
1. Bibit dipindah lapangan (Transplantasi) lebih awal (bibit muda).
2. Bibit ditanam satu batang per lubang tanam.
3. Jarak tanam lebar.
4. Kondisi tanah tetap lembab tapi tidak tergenang air (irigasi berselang)
5. Menggunakan pupuk dari bahan organik kompos dan mikro organisme local (MOL)
6. Dilakukan Penyiangan/pendangiran
Hal paling mendasar dalam budidaya SRI adalah menerapkan irigasi intermitten artinya siklus basah kering bergantung pada kondisi lahan, tipe tanah dan ketersediaan air. Selama kurun waktu penanaman lahan tidak tergenang tetapi macak-macak (basah tapi tidak tergenang). Cara ini bisa menghemat air 46%. Selain itu sedikitnya air juga mencegah kerusakan akar tanaman. Menurut Simarmata dalam Trubus 2008, Penggenangan air menyebabkan kerusakan jaringan perakaran akibat terbatasnya suplay oksigen. Semakin tinggi air semakin kecil oksigen terlarut, dampaknya akar tanaman tidak mampu mengikat oksigen sehingga jaringan perakaran rusak. Selain itu jika air tergenang menyebabkan musuh alami hama padi tidak dapat hidup sedangkan hama padi dapat hidup dan dapat memunculkan hama padi baru yang berasal dari lingkungan aquatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar