1. Hama di
Persemaian Basah (untuk padi sawah)
Hama di
Persemaian Basah (untuk padi sawah)
- Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa
titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian:
(1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami,
menggugurkan tabung daun; (2) penyemprotan insektisida Kiltop 50 EC atau
Tomafur 3G
- Padi trip (Trips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai
kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian:
insektisida Mipein 50 WP atau Dharmacin 50 WP.
- Ulat tentara (Pseudaletia unipuncta)
Berwarna abu-abu;
Spodopteralitura, berwarna coklat hitam; S. exempta, bergaris kuning. Gejala:
ulat memakan helai daun, tanaman hanya tinggal tulang-tulang daun.
Pengendalian: cara mekanis dan insektisida Sevin, Diazenon, Sumithion dan
Agrocide.
Pengendalian: cara mekanis dan insektisida Sevin, Diazenon, Sumithion dan
Agrocide.
2. Hama diSawah
1. Wereng penyerang batang
padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), Wereng padi berpunggung
putih (Sogatella furcifera). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi.
Saat ini hama wereng paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat
menularkan virus.
Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering,
sekelompok tnaman seperti
terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.
terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.
2. Wereng penyerang daun padi:
wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak
dengan cara mengisap cairan daun. Gejala: di tempat bekas
hisapan akan tumbuh cendawan jelaga, daun tanaman kering dan mati. Tanaman ada
yang menjadi kerdil, bagian pucuk berwarna kuning hingga kuning
kecoklatan. Malah yang dihasilkan kecil.
3. Walang sangit (Leptocoriza
acuta), Menyerang buah padi yang
masak susu. Gejala: dan menyebabkan buah hampa atau berkualitas
rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat
bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian:
(1) bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memunahkan
telur, melepas musuh alami seperti jangkrik; (2) menyemprotkan insektisida
Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
4. Kepik hijau (Nezara viridula), Menyerang batang dan
buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah
padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman
terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan
telur-telurnya, penyemprotan insektisida Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP,
Larvin 75 WP.
5. Penggerek
batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata),
kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia
inferens). Dapat menimbulkan kerugian besar.Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala:
pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering
dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep”
dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”. Pengendalian:
(1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi
sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2)
menggunakan insektisida Curaterr 3G, Dharmafur 3G, Furadan 3G, Karphos 25 EC,
Opetrofur 3G, Tomafur 3G.
6. Hama tikus (Rattus
argentiventer), Tanaman padi akan
mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh hama tikus dan menyebabkan
penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan
buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan
pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian:
pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular
dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan teratur,
memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau
beras.
7. Burung (manyar Palceus manyar,
gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura lencogastroides, peking L.
puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih L. ferramaya).
Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir
dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
3. Penyakit
- Bercak daun coklat
Penyebab: jamur
Helmintosporium oryzae). Gejala: menyerang pelepah, malai, buah
yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat
tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah
mati.
Pengendalian: (1) merendam benih di dalam air panas,
pemupukan berimbang, menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air
raksa dan bubuk kapur (2:15); (2) dengan insektisida Rabcide 50 WP.
- Blast
- Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot,)
Penyebab: jamur Cercospora oryzae. Gejala:
menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercak-bercak sempit
memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan pengisian biji
terhambat. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit ini
seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri; (2)
menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.
- Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala:
menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang telah
membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit ini
tidak terlalu merugikan secara ekonomi. Pengendalian: (1)
menanam padi tahan penyakit ini; (2) menyemprotkan fungisida pada saat
pembentukan anakan seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.
- Penyakit fusarium.
- Penyakit noda/api palsu.
- Penyakit kresek/hawar daun.
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala:
menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun,
garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan
mati.Serangan menyebabkangagal panen.
Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR
36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan;
(2) pengendalian kimia dengan bakterisida Stablex WP. h)Penyakit bakteri
daun bergaris/Leaf streak Penyebab: bakteri X. translucens. Gejala:
menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis basah berwarna merah kekuningan
pada helai daun sehingga daun seperti terbakar. Pengendalian: menanam varitas
unggul, menghindari luka mekanis, pergiliran varitas dan bakterisida Stablex 10
WP.
- Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh serangga Nilaparvata
lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi
pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku
pendek, anakan banyak tetapi kecil. Penyakit ini sangat merugikan. Pengendalian:
sulit dilakukan, usaha pencegahan dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang
terserang ada memberantas vektor.
- Penyakit tungro
4. Gulma
Gulma yang tumbuh di antara tanaman padi adalah rumput-rumputan seperti rumput teki (Cytorus rotundus) dan gulma berdaun lebar. Pengendalian dengan cara mekanis (mencabut, menyiangi), jarak tanam yang tepat dan penyemprot herbisida Basagran 50 ML, Difenex 7G, DMA 6 dll.
Gulma yang tumbuh di antara tanaman padi adalah rumput-rumputan seperti rumput teki (Cytorus rotundus) dan gulma berdaun lebar. Pengendalian dengan cara mekanis (mencabut, menyiangi), jarak tanam yang tepat dan penyemprot herbisida Basagran 50 ML, Difenex 7G, DMA 6 dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar